negaraku

Kamis, 17 Februari 2011

Remaja Belanda Ingin Berkarier Di Indonesia

Remaja Belanda berusia 17 tahun, Rishi Salmah, tertarik melanjutkan karier sepakbola di Indonesia.

Indonesia adalah negara asal ibu Rishi, sedangkan ayahnya memiliki garis keturunan Pakistan-Inggris. Keputusan Rishi melanjutkan karier di Indonesia dilandasi keputusan sang ayahanda yang akan membuka usaha di Singapura. Sementara, Rishi bersama sang ibu akan tinggal di Jakarta untuk seterusnya.

"Saya ingin sekali bermain untuk timnas Indonesia U-19," ujar Rishi kepada RNW.

"Kalau Irfan Bachdim bisa memperkuat timnas Indonesia, berarti saya juga bisa."

Di Belanda, Rishi bermain di klub amatir asal Amsterdam, SC Buitenveldert, dan berlaga di kompetisi B1 atau setara usia 17 hingga 19 tahun. Selama setengah musim yang sudah berjalan, striker setinggi 182 cm ini mampu menyarangkan 15 gol.

"Saya sudah bermain sepakbola 11 tahun dan beberapa kali ditawari main di klub besar seperti HFC Haarlem, tapi terganjal sekolah dan juga sempat cedera," sambungnya.

Keputusan meninggalkan Belanda turut disayangkan pelatih Rishi di Buitenveldert, Rene Blokland, karena artinya sang pemain melepaskan peluang mendapat ilmu sepakbola yang bagus. Meski bukan klub top, Buitenveldert kerap mendapat pelatihan sepakbola dari pemain Ajax Amsterdam, misalnya. Apalagi Buitenveldert juga dikenal oleh AC Milan karena salah satu pelatihnya, Harvey Esajas, pernah membela salah satu klub top Italia itu.

"Memang kalau melihat kesempatan itu, sayang meninggalkan Belanda. Tapi secara batin saya kurang nyaman jika berada jauh dari orangtua," kata Rishi mengungkapkan alasan.

Ibu Rishi, Nadia Salmah, memberikan kesempatan bagi putranya melanjutkan karier sepakbola di Indonesia dengan satu syarat, "harus tetap mengutamakan sekolah."

Setidaknya proses Rishi beradaptasi dengan Jakarta dapat dibantu sebagian besar keluarga yang tinggal di ibukota. Terlebih, striker muda ini cukup fasih berbahasa Indonesia karena pernah tinggal enam bulan di tanah air selama 2008 lalu.

Jumat, 11 Februari 2011

Charles Dissels Harus Dipantau

Di tengah maraknya pemain keturunan Indonesia yang meramaikan sepakbola tanah air, masih ada nama-nama yang belum terpantau. Seperti kakak beradik Yael dan Yentl Maetubun, kini ada pula nama penyerang FC Volendam, Charles Dissels.

Dissels adalah pemain kelahiran 12 Desember 1984 yang dibesarkan akademi Volendam dan pernah membela Sparta Rotterdam pada rentang 2007 hingga 2010. Dalam tubuh pemain berambut rasta ini mengalir darah campuran Suriname dan Maluku dari ayah dan ibunya.

Menurut RNW, Dissels kini membela Volendam dan kontraknya segera berakhir musim panas nanti sehingga bisa menjadi salah satu alternatif jika klub Indonesia tertarik merekrutnya.

Dissels pandai bermain sebagai sayap dan penyerang yang memiliki daya gedor mumpuni. RNW merangkum rekaman video penampilan Dissels seperti ketika dia menciptakan gol cerdik ke gawang FC Den Bosch.

Selasa, 08 Februari 2011

Diego Michiels hanya tinggal mengurus paspor Indonesia saja.

Pemain Timnas Indonesia U-23 berdarah Indonesia - Belanda, Diego Michiels, akan segera menjadi Warga negara Indonesia (WNI) pada tanggal 1 Maret 2011 nanti. Hal terseut terungkap setelah Iman Arif, Deputi Bidang Teknik Badan Tim Nasional, menyatakan bahwa proses Naturalisasi Diego berjalan lancar.

Menurut Iman Arif, saat ini Diego hanya perlu mengurus paspor Indonesia untuknya. Apabila Diego telah mendapat paspor tersebut maka secara resmi dia telah menjadi WNI.

Diego yang telah setuju mengikuti pelatnas jangka panjang tersebut, diharapkan dapat memperkuat Indonesia pada laga Pra-Olimpiade di laga kedua menghadapi Turkmenistan pada tanggal 9 maret 2011.

Selain Diego, pemain naturalisasi yang diharapkan dapat memperkuat Timnas adalah Ruben Wuarbanaran, saat ini pemain asal SC Den Bosch tersebut telah bergabung dengan Timnas U-23, namun sayang Ruben belum dapat latihan bersama rekan-rekannya karena sedang dibekap cedera.

Kamis, 03 Februari 2011

keturunan indonesia pimpin belanda

Indonesia masih harus bersabar untuk tampil di ajang sepakbola internasional ,seperti Piala Dunia.
Meski demikian, ada satu pemain berdarah Indonesia yang berlaga di ajang akbar sepakbola itu, Giovanni van Bronkhost.Seperti dikutip dari situs pribadinya, Giovanni mengaku jika ibunya adalah orang Maluku. "Saya lahir di Rotterdam. Nama
saya mungkin membingungkan beberapa orang tapi tak ada darah Italia dalam keluarga--ayah saya datang dari Indonesia dan mama saya adalah seorang Maluku," demikian kata dia.
Pria kelahiran 1975 ini mengaku jika mama memang suka dengan nama Giovanni. Masih dari lamannya, Giovanni juga menjelaskan awal mula dia mengenal sepakbola. "Ayah saya yang mengenalkan."
Usia enam tahun, Giovanni sudah mendaftar diklub amatir LMO di Rotterdam untuk belajar sepakbola dimana ayahnya pun menjadi anggota.Mayoritas klub sepakbola di Belanda memiliki klub untuk tim muda.Sejak itu, Giovanni pun memulai karirnya sebagai pemain sepakbola hingga profesional di usia yang masih sangat muda, 15 tahun. Di usia itu, dia dikontrak klub untuk tim muda, Feyenoord. "Di level pemuda, Feyenoord, Ajax and PSV mendominasi permainan sepakbola, Namun, tahun 1980an, mayoritas klub sepakbola tidak berkembang dengan baik. Setelah era 1990an dimana saya mulai menjajaki profesional, tak banyak pemain yang bisa bersinar dari klub
muda.